chicken litle

chicken litle

Selasa, 23 Oktober 2012

sedikit demi sedikit
berjalan menuju tempat itu
hanya niat yang terpatri dalam hati kecilku
dan sedikit dorongan semangat dari orang-orang yang aku sayang dan menyangiku
tak perlu sedu sedan itu
hanya satu
ya, satu
tidak lebih dan tidak kurang
semoga akan tetap seperti itu

__apapun yang terjadi__

Rabu, 17 Oktober 2012

Kenapa dan Apa___


Kenapa dan apa?

Benar atau salah aku tak peduli
Yang aku lihat disini
Aku kehilangan sesuatu yang tak seharusnya hilang
Yah…. Lingkaran itu kekehilangan beberapa titiknya
Sebelum ia menemukan alur untuk berotasi
Sayang memang, tapi itullah yang terjadi
Aku berada di persimpangan jalan yang penuh tikungan
Kata yang seharusnya tak kuucapkan
Kini terpaksa aku ulang kembali
aku bingung
Kemana aku harus melangkah
Kemana aku harus berpijak
Seakan hilang arah dan tujuan
Untuk apa aku disini?
Dan untuk siapa aku disini?
Rekonstruksi memang perlu
Dan mungkin itu tujuanku
---Ai chi L---


Ketika aku berhenti pada satu titik
Dan aku tidak memperhatikan koma
Lalu kenapa aku malah tertuju pada tanda seru
Dan mataku kini penuh dengan tanda Tanya
Sebenarnya kapan aku bisa mengakhiri dengan tanpa jeda

__suatu saat nanti__
tidak ada rasa kebersamaan itu
tidak ada rasa memiliki itu
tidak ada sapaan hangat sebuah keluarga
tidak ada keinduan di dalam sana
dan tidak ada lagi kata terlanjur cinta itu
kini semua hanya sebuah kepentingan
hanya sebatas rekan
dan aku tidak menginginkan itu

__percuma__

**hanya sebuah ungkapan hati yang aku rasakan setelah sekian lama ku berada di sini..

Sabtu, 31 Maret 2012

disini,
di ujung hati terperangkap keniscayaan, aku mulai tak mengerti sebuah arti yang harusnya tak kutanyakan lagi. tersesat dalam sedikitnya kemustahilan. terombang ambing dalam gelapnya penerang jiwa. aku tersadar dan seketika itu aku tahu. ya, aku tahu tak ada yang aku tahu dari semua ini. saat ini, yang ada dalam benakku adalah sebuah pemikiran yang kadang semua orang menyadari itu." meneruskan sesuatu yang salah dan membuatnya lebih baik itu tidak mudah, karena ada faktor x, y, dan z yang semua tidak saling berhubungan". tak semudah ketika nasi sudah menjadi bubur, maka kita bisa menjadikanya bubur ayam yang lezat, tapi ini adalah masalah perasaan. sulit. aku akui itu. bahkan sampai saat ini aku merasa, aku menjadi orang yang benar-benar tidak bertanggung jawab. kadang aku berpikir, aku tidak pernah seperti ini, lalu aku bertanya? tak ada jawaban. kemana lagi harus ku cari, ujung sebuah titik yang kian hari hari kian memudar???
_Ai Chi L___
11:14am 

Sabtu, 18 Februari 2012

Alin ku sayang Alinku malang...

Kok jadi gini sih….???

Yah, hanya kalimat itu yang bisa aku ucapkan ketika membaca kiriman email dari dosenku. Jujur aja aku speachless, ga ngerti harus berkomentar apa. Ini terlalu menyedihkan untuk dilihat, didengar, dibaca, maupun dirasakan. Ada sedikit penyesalan dalam hatiku. Namun  karena aku tahu rasa sesal itu tak akan merubah keadaan maka aku segera mengusirnya jauh-jauh. Bingung dan tak tahu apa lagi yang harus aku perbuat. Itulah gambaran perasaanku saat itu. Ingin menangis tapi buat apa. Ingin berteriak tapi takut dimarahin penghuni rumah ini. Bisa-bisa aku malah di usir dari tempat persinggahanku ini.

82,55. Itulah deretan angka yang aku lihat dalam kolom “I” baris 20 dari file microsoft exel yang aku terima beberapa menit yang lalu. Rekapan nilai yang menampilkan rincian nilai dari nilai tugas, keaktifan, ujian tengah semester, presensi, dan ujian akhir semester mata kuliah aljabar linear 1 semester 3 kelasa A PGBI P.Matematika berakhir pada sebuah nilai akhir. Itulah nilai akhir yang aku dapatkan selama satu semester aku berjuang melawan “alin”. Lalu apa yang membuat aku mengalami masa-masa menegangkan seperti yang aku sebutkan di atas tadi? Bukankan nilai 82,55 itu sudah cukup bagus?

Aku akui aku memang tidak terlalu suka dengan mata kuliah yang satu ini. Ga ngerti apa alasanya, ntah karena memang mata kuliah ini susah dipahami, atau karena faktor yang lain aku tak begitu mempedulikanya. Yang jelas aku selalu mengikuti mata kuliah ini walaupun kadang tak tepat waktu dan sedikit banyak mendengarkan dosen sambil ngobrol. Itu memang salahku. Aku akui itu.

Yang namanya tidak suka itu kan tidak bisa dipaksakan. Sering aku dengar orang-orang berkata seperti itu. Dan mungkin ini berlaku juga bagiku. Aku ga suka mata kuliah ini, dan ini tidak bisa dipaksakan.hehehe

Yang menjadi pertanyaan dan yang dari tadi belum terjawab adalah ada apa dengan angka 82,55 yang bisa mengakibatkan hancurnya hati dan perasaanku(jiahhh). Yah, walaupun aku kurang menyukai mata kuliah yang satu ini, sebagai mahasiswa yang masih sangat normal tentunya aku juga berharap dapat nilai A dalam setiap mata kuliah. Itu wajar karena kita manusia hidup sebagai makhluk individu dan makhluk sosial(apa hubunganya?). itulah yang terjadi, aku berharap mata kuliah aljabar linear ini bisa dapat nilai A. tak sekedar berharap tentunya. aku juga sadar untuk mendapatkan nilai A itu juga butuh usaha. Ga mungkin kan tiba-tiba dapat nilai A kalau kita tak berusaha sedikitpun.

***

Hari itu 24 januari 2012 sepulang ujian English for Math aku bergegas mencari semua materi untuk ujian hari berikutnya “alin”. Dari catetan teman, jawaban soal-soal dan kawan-kawanya semua aku buru. Agak telat juga sebenarnya besok ujian hari itu baru nyari materi. Tapi ya sudahlah.hehehe. tak berhenti sampai disitu, sampai tempat kos langsung aku buka semua materi dan berusaha memahaminya. Mengerjakan soal-soal dari bu dosen, baca-baca materi dll aku lakukan dengan semangat perjuanganku saat itu. Keesokan harinya di bangku no 24 ruang laboratorium p.matematika aku duduk melihat soal yang baru saja aku terima dari pengawas dan langsung mengeksekusi soal-soal itu. Ada sedikit rasa senang dalam hati karena apa yang aku pelajari keluar semua. Walau agak sedikit mengalami error tapi tetap lanjut. Aku hanya berpikir aku harus bisa dan besok harus dapat nilai A.(optimis banget ya?)

Ujian berakhir dan saatnya menunggu niali muncul di portal. Aljabar linear 1, 3sks, nilai B. kaget, syok, agak sedikit ga terima. Itu responku. Langsung aku mencari tahu teman-temanku dapat nilai apa, dan ternyata banyak yang dapat nilai A. kalian pasti tahu aku yang aku rasakan saat itu kan? Bingung. Akhirnya aku menhubungi dosen untuk melihat rincian nilaiku. Seperti yang telah aku sebut di atas. Nilai akhirnya 82,55.

***

Kok bisa dapat B?
dengan sedikit emosi yang masih tersisa aku lihat kelanjutan deretan angka dan tulisan di file tadi. Dan di sana tertera nilai A= 85-100. Hufppppp. Itu dia alasanya.

Lalu apa yang harus aku lakukan. Tidak ada, kecuali menerima semua dengan ikhlas. Tetap bersyukur dan bersabar. Karena itu sudah sesuai dengan patokan dosen ya mau gimana lagi.

Buat bu dosen alinku “Bu Soffi”, terima kasih atas pelajaran yang telah diberikan selama satu semester ini. Tenang bu, semster depan kita masih berjumpa,hehehe. Semester depan nilai A 80-100 aja ya bu?....
Buat alin ku yang malang. Jangan sedih ya, tenang, masih ada alin 2. Tetap berjuang.
Keep spirit & always smile…..

--Ai Chi L-- 

Rabu, 15 Februari 2012

Sahabat Part #1


Kawan, percayakah kalian akan adanya sahabat sejati?
Kalau pertanyaan itu terlontar untukku, maka jangan harap kalian akan mendapatkan jawaban dariku. Karena aku tidak akan menjawab pertanyaan itu. Kenapa? Yah, tidak ada alasan yang kuat bagiku kenapa aku tidak akan menjawab pertanyaan itu. Hanya bagiku, sahabat adalah sahabat. Itu saja. Sahabat terlalu berarti untuk diungkapkan.
Bercerita tentang sahabat sebenarnya tak akan ada habisnya. Terlalu banyak cerita yang telah aku lalui bersama sahabat-sahabatku. Terlalu banyak kisah, terlalu banyak warna yang telah mereka berikan. Sebelum aku memulai ceritaku, dari hatiku yang paling dalam, aku ingin mengucapkan rasa terima kasihku kepada semua sahabat-sahabat ku yang namanya tak bisa aku sebut satu persatu. Terima kasih sudah menorehkan tinta tinta emas kalian dalam lembaran-lembaran cerita hidupku. Terima kasih atas ketulusan kalian telah berani mengambil resiko untuk bersahabat dengan orang seperti aku. Sungguh aku merasa menjadi orang yang beruntung telah mengenal orang-orang luar biasa seperti kalian.
Entah darimana aku harus memulai berbagi cerita tentang semua sahabat-sahabat ku. Depan, belakang, samping kanan, samping kiri, atas, bawah, aku bingung karena kalian ada dalam setiap sudut langkahku.
Dulu, aku bertanya tentang arti sahabat, tentang arti persahabatan, dan tentang semua yang berhubungan dengan kata sahabat. Percaya ga percaya, aku terlalu bodoh untuk memahami semua itu. Terlalu rumit bagiku ketika aku mendapatkan penjelasan-penjelasan tentang sahabat. Yah, mungkin memang arti sahabat tak sesimpel kau mengucapkan kata itu. Banyak hal-hal yang terlalu abstrak didalamnya hingga butuh waktu yang tidak singkat untuk aku bisa menjelaskan semua itu.
 Sahabat, satu kata yang katanya tak pernah lekang oleh waktu. Satu kata yang punya kekuatan yang sangat luar biasa. Namun hati-hati juga pada satu kata itu. Sebagian orang mengatakan sahabat itu hanya akan menjatuhkan kita. Aku sendiri tidak tahu apa maksud dari perkataan mereka. Mungkin mereka hanya orang-orang yang pernah sedikit merasakan yang aku sebut sebuah penghianatan dari orang yang sudah mereka angap sahabat. Memang tak semua orang di dunia ini adalah orang baik kawan, aku sadar itu. Tapi jangan khawartir, orang baik masih jauh lebih banyak berkeliaran di muka bumi ini. Jadi, ayo kita cari sebanyak-banyaknya sahabat. Dengan sahabat, percayalah hidup kita akan lebih berwarna dan tentunya lebih bermakna.
Terima kasihku untuk semua sahabat-sahabat ku. Karena kalianlah aku tahu untuk apa aku disini.

Tanpa Judul Part #3

Ketika hidup ini tak lagi berarti
Dimata orang orang yang hanya melihat ke satu titik
Itulah tantangan kita

Berekspresi dengan apa yang kita inginkan
Bukan dengan apa yang mereka mau
Tanpa paksaan dan tekanan
Hanya inginkan sebuah suasana baru
Apa salahya?

Tak ada yang tahu
Tak ada yang mengerti
Hanya sebagian dari seluruhnya yang mengiyakan itu

Setidaknya kini aku tahu
Sebuah rahasia yang orang lain sudah mengetahuinya
Lalu, aku berpikir
Apa yang bisa aku perbuat untuk ini?
Dan hatiku tak bisa menjawabnya
Namun otakku bertindak terlalu cepat
Hingga  keduanya berakhir pada suatu titik yang mengkhawatirkan

---Ai chi L---       


Minggu, 12 Februari 2012

Tanpa Judul Part #2

Apa yang akan kulakukan
Ketika aku tahu apa yang aku tahu
Dan aku tahu apa yang aku tidak tahu
Lalu
Muncul pertanyaan selanjutnya
Apa yang harus aku perbuat
Ketika aku tidak tahu apa yang aku tahu
Dan aku tidak tahu apa yang aku tidak tahu
Semua serba dilema
Dalam sebuah suasana yang tak berujung
Hanya kesejatian yang mampu membawa semua
Ke dalam persinggahan entah dimana
Aku terdiam lalu berkata
Kemudian aku menghilang
Persama pertanyaan-pertanyaan
Yang aku tak tahu apa jawabnya
Dalam sebuah pencarian
Aku menemukan titik dimana aku harus tetap berdiri
Di sanalah aku akan menemukan
Aku dan aku
Hanya aku yang ada di sana

__Ai Chi L___

Selasa, 17 Januari 2012

Tanpa Judul

Orang yang sudah tua
Tidak akan memikirkan bagaimana cara katak terbang
Tapi orang yang masih muda
Malah dipusingkan dengan masalah
Yang membuat otak mengalami mengalami penyakit malaria

Apakah dunia ini adil??????????
Adalah sebuah tanda tanya besar
Dimana sebuah bukit yang tinggi
Dapat memuntahkan sesuatu
Yang mengakibatkat fatalnya suatu eksekusi kehidupan
Apakah penting seorang profesor belajar?
Mengisi otak yang sudah penuh
Merupakan perbuatan paling mutakhir di dunia
Namun apakah memang harus seperti itu?
Kalau kau belum bisa mengajari hati kita
Untuk apa kita mengajari otak kita
---Ai chi L---A

Hidup Tak Sebatas yang Kau Pikirkan

Hidup tak sebatas yang kau pikirkan kawan
Jalan begitu panjang
Dan banyak yang kau tak ketahui
Akupun begitu
Hidupku begitu sempit jika kau tahu
Kadang aku berpikir
Dimana saat ini aku berdiri
Kenapa aku ada disini
Apa yang harus aku lakukan
Dan masih banyak lagi pertanyaan serupa yang ada di benaku
Ingin sekali kutemukan dunia yang aku inginkan
Dunia yang penuh senyum
Penuh tawa
Tanpa tangis dan duka
Dimana???????
Yah di sana……Di tempat terdalam dalam jiwa ini
Dan tak ada seorangpun yang tau
Kecuali “dewa rucimu”
Dan aku akhirnya tahu
---Ai chi L---

Rabu, 11 Januari 2012

Lebih Dari 100 Surat Suara Gugur Dalam Pemilihan HMPS P. Mat UAD 2012 (Apa Yang Terjadi?)

Serangkaian agenda pemilihan ketua dan wakil ketua hmps Pendidikan Matematika yang dilaksanakan oleh Panitia Pemiliah (PANLIH) dengan partisipasi seluruh warga P.Mat UAD  diakhiri dengan agenda pamungkas yaitu perhitungan suara hasil pencoblosan. Acara yang dilaksanakan di ruang 216 kampus III UAD ini berlangsung cukup lancar. Satu demi satu surat suara dibacakan dan di cek sah atau tidaknya oleh sakasi dan akhirnya perolehan suara dimenangkan oleh pasangan no.1  Nurhidayat dan Yolmita Deni yang akhirnya menjadi Ketua dan Wakil Ketua HMPS Pendidikan Matematika 2012.
Sekilas tak ada yang istimewa dari acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam itu. Namun menilik kembali jumlah surat suara yang terhitung sedikit membuat miris para civitas akademik. Pasangan no 1 mendapatkan jumlah suara sebanyak 290 suara. Pasangan no 2 sebanyak 142 suara. Sedangkan surat suara yang gugur berjumlah 129 suara dan yang abstaint 2 surat suara.
129 surat suara gugur. Sungguh mencengangkan. Apa yang sebenarnya terjadi? Setelah dipastikan kepada yang bersangkutan ternyata ada lebih dari satu alasan mengapa bisa ada sebanyak itu surat suara yang tidak sah. Ada yang berkata hal ini dikarenakan kurangnya sosialisai kepada pemilih sehingga banyak pemilih yang salah prosedur dalam pencoblosan. Namun hal ini disanggah oleh panitia pemiihan. “Kami telah melakukan sosialisasi, namun mungkin belum maksimal jadi masih banyak kesalahan dalam pemilihan, kesadaran dari pemilih juga kami rasa kurang dalam berpartisipasi memilih ketua dan wakil ketua HMPS ini”, tutur salah seorang panitia. “Sebenarnya kami juga kewalahan dan kesulitan dalam menentukan lipatan surat suara agar nantinya pada saat pencoblosan kita bisa meminimalisir kesalahan, disini juga letak kesalahan kami, namun kami sudah berusaha sebaik mungkin dan semoga kedepanya bisa lebih diperhatikan lagi mengenai hal ini”, tambahnya.
Lipatan surat suara memang menjadi hal yang sangat riskan dalam kesalahan prosedur pencoblosan. Dan dalam hal ini sosialisasi menjadi hal yang sangat penting agar persentase kesalahan dapat seminimal mungkin.
Jika surat suara yang gugur sebanyak itu karena terdapat lebih dari satu coblosan pada surat suara maka untuk menghindari kesalahan yang sama mungkin dalam pemilihan berikutnya bisa dilakukan dengan cara yang lain semisal dengan mencontreng atau yang lain, yang kemungkinan gugurnya lebih sedikit. Sosialisasi kepada pemilih pun harus ditingkatnkan. Kalau biasanya hanya disosialisaikan pada saat kampanye melalui lisan saja, selanjutnya mungkin bisa dibuat pamflet tata cara pemilihan dan lain sebagainya.
Surat suara gugur dalam suatu pemilihan itu adalah hal yang sudah tidak asing lagi. Jadi kedepanya semoga dapat diantisipasi jauh-jauh hari sebelum pemilihan tiba. Dipikirkan cara-cara terbaik dan semoga surat suara-surat suara gugur selajutnya tidak sebanyak yang kita tahu saat ini. (Ai_ )

Selasa, 10 Januari 2012

Berawal dari sebuah kegalauan ( tercipta sebuah sejarah yang tak berulang)


Segelintir kisah yang ingin ku bagi karena aku terlalu sayang untuk tidak mengabadikan kisah ini. Sebuah kisah yang aku sebut berawal dari sebuah kegalauan. Yah, malam itu, 3 January 2012 tepatnya, suatu hal yang aku tidak menyangka dan tidak kurencanakan terjadi. Di luar dugaan ku juga kisah ini mengalir seiring matahari yang tak kian datang.
Malam di hari ke tiga di tahun 2012 ini, aku goreskan selembar kisah hidupku bersama keluarga baruku, Rina dan Sidik. Mereka berdua yang merangkai cerita menemaniku menghabiskan malam hingga pagi menjelang. Sungguh tak kuduga, bersama mereka aku dapatkan banyak pelajaran yang bahkan belum sempat aku menelusurinya.
Di tengah hujan yang turun semakin deras, ketika seorang satpam kampus telah mendatangi kami untuk segera pulang. Hal itu tak menyurutkan kegalauan kita malam itu. Di tengah gerimis yang sedikit tidak bersahabat itu, kita melaju ke sebuah tempat dimana kita dapat melanjutkan apa yang kita sendiri tidak tahu. Di sebuah tempat yang aku tahu namanya adalah strawberi kita lanjutkan gurauan malam itu hingga hari berganti.
Tempat singgah pun tak mengijinkan kita untuk berbincang lebih lama lagi. Tengah malam dua motor berwarna putih dan biru melaju menuju sebuah bangunan untuk sekedar mengulur waktu dan beribadah. Yah, masjid Uzlifatul Jannah menjadi saksi sholat isya’ kita pagi itu.
Ingin rasanya berlama-lama di masjid yang sudah tak ada tanda-tanda kehidupan disana karena larutnya malam. Namun masalah gender ternyata menyudutkanku dan seorang temanku, Rina. Kegalauan kembali terjadi ketika kita bermaksud pulang ke tempat masing-masing. Dan akhirnya kita putuskan untuk pulang bila adzan subuh sudah berkumandang. Lalu kita berpikir. Kemana kita akan menghabiskan malam ini?
Sedikit rasa cemas aku lihat dari wajah yang sudah agak mengantuk itu. Rasa sedikit takut dan berbagai rasa lainya mungkin. Ingin tertawa sebenarnya, tapi aku lebih suka ikut merasakan kecemasanya.
Jalanan yang mulai sepi dengan kendaraan yang biasanya memenuhi setiap sudutnya membawa kita menuju sebuah tempat yang tidak asing lagi. Sebuah lampu jalan yang tak begitu terang menyinari tiga orang yang dengan kenekatanya ngobrol ngalor ngidul agak sedikit tidak jelas.
Akhirnya kata demi kata terangkai dari mulut satu persatu dari mereka. Berbagai cerita perjalana hidup, suka, duka, argumentasi, pendapat, kritik, saran, lelucon tak henti-hentinya mewarnai sunyi yang semakin sepi.
Tanpa terasa, telinga ini mendengar suara adzan yang seakan menyuruh kita untuk segera meninggalkan tempat itu. Enggan sebenarnya untuk beranjak meninggalkan sisa-sisa embun yang sedikit demi sedikit mulai pudar. Tapi harus bagaimana lagi, sebuah tugas yang aku pikir  akan sedikit melelahkan telah menanti kita esok hari.
Tempat di pojok jalan, di bawah redup sinar lampu jalanan, di trotoar seberang sebuah tanah lapang dengan sidikit orang yang ada disana seakan membawa kita menuju sebuah kisah baru yang perlu dicatat dalam perjalanan hidup ini. Yah, alun-alun kidul menjadi saksi sejarah kita bertiga mengahabiskan pagi itu. Ai, Rina, Sidik.
Senang bisa mengenal kalian. Terima kasih atas cerita-cerita yang telah tertutur dari hati kalian. Terima kasih telah memberi warna yang berbeda dalam gerimis malam itu. Terima kasih atas pelajaran yang kalian berikan walau kalian tak menyadarinya. Tanpa kalian, malam itu tidak akan menjadi sejarah. Dan tanpa kalian aku tidak akan bisa merangkai kata demi kata ini.
Sidik, Rina, terima kasih. Semoga persaudaraan kita kian mantap.
Aku tunggu kisah-kisah berikutnya bersama kalian.
3-4 January 2012
Ai Chi L